Apa itu ERT...? sering menjadi
pertanyaan disetiap kalangan khususnya dikalangan perusahaan, sebagian orang
awam memang tidak mengetahui apa itu ERT, sebenarnya kalau mau mencari tau
manfaat dan tujuan ERT itu sangat berguna disemua kalangan, baik di perusahaan
ataupun masyarakat, itu juga bisa menjadi kebanggaan tersendiri bisa menolong
orang yang sedang membutuhkan pertolongan, terlebih jika pekerjaan itu
mempunyai resiko kecelakaan tingkat tinggi, meskipun kita tidak menginginkanya,
tapi tidak menutup kemungkinan yang di anggap aman justru membuat celaka. Pasti
kita tau definisi dari kecelakaan...? Suatu kejadian yang tidak di inginkan dan
bisa terjadi dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja yang mengakibatkan
kerugian...
Nah kalau sudah terjadi hal-hal yang
tidak di inginkan, baik dikalangan perusahaan maupun dimasyarakat, terus ada
korban yang harus ditolong, kepada siapa mengadu,,,?...eh maksudnya kepada
siapa minta tolong...? Misalkan jauh dari rumah sakit dan minimnya dokter
prakter, mau tidak mau kita harus menolong, tapi apa kita yakin bisa
menolong...???
Mari sama-sama menyimak APA ITU ERT
dan PENTINGNYA ERT secara umum.
ERT yaitu Emergency Response Team,
suatu team tanggap darurat yang siap dibutuhkan dalam waktu 24jam, kalau di
lihat dari sisi jam, yang harus siap 24jam kelihatanya berat, memang
kenyataanya berat, maka dari itu ERT diperlukan orang-orang yang terpilih
seleksi baik dari sisi jiwa penolongnya atau dari sisi fisiknya, setelah lulus
baru dibekali ilmu atau cara menolong korban kecelakaan dan banyak jenis-jenis
kecelakaan, beberapa contohnya Confined Space, Motorcycle Accidents, Tenggelam
dll. Tidak sembarangan atau asal-asalan saat menolong korban kecelakaan, karena
fatal akibatnya ketika salah dalam penanganan.
- Mungkin kita sering mendengar bahkan tau, banyaknya korban kecelakaan meninggal saat diperjalanan menuju klinik atau rumah sakit, nah apa penyebabnya...? yang pertama jauhnya jarak menuju kerumah sakit, karena jika korban mengalami pendarahan hebat dan tidak segera tertolong kemungkinan kecil bisa tertolong karena kekurangan darah, yang kedua adalah penanganan yang salah, kita tidak tau apakah korban mengalami patah tulang leher atau patah tulang belakang, jika korban mengalami patah tulang leher atau patah tulang belakang dan salah penanganan saat menolong itu bisa fatal akibatnya, karena itu harus ada alat khusus untuk mengurangi pergerakan dan mengurangi keparahan. Mungkin kita tau tingkat kecelakaan di tambang itu sangat tinggi, maka dari itu disetiap perusahaan harus mempunyai team ERT untuk siaga bila terjadi sesuatu hal-hal yang tidak di inginkan. Kalau dihati anda mempunyai jiwa penolong, salurkan bakat anda dan pelajari cara menolong dengan benar, mungkin anda bisa bertanya kepada orang yang tau. Cara yang paling simple adalah DRABC, apa itu DRABC..? DRABC adalah tahapan awal yang harus kita lakukan saat menolong korban. Mari belajar bersama-sama.
D : Danger ( bahaya ) , ketika
melihat korban jangan langsung menolong atau mendekati korban, kita harus tau
penyebab dari kecelakaan itu, tersengat listrik, tertimpa benda, tabrakan atau
apa..? kl sudah tau penyebabnya baru cari bahaya yang akan timbul, setelah tau
bahayanya baru hilangkan bahaya itu, contohnya korban tersengat listrik, kita
harus memastikan aliran listrik sudah diputus terlebih dahulu sebelum menolong
agar aman saat menolong, terus korban tabrakan, kita harus pastikan kunci
kontak dicabut dan tidak ada percikan api yang membahayakan penolong. Intinya
ketika saat menolong harus benar-benar aman dari bahaya.
R : Response ( Respon ) , kalau sudah
pastikan bahaya itu aman, langkah selanjutnya adalah respon, bisa respon jauh
dalam artian memanggil namanya kalau tau namanya, kalau tidak tau namanya cukup
meneriak’kan PAK..!! PAK..!! PAK..!! atau IBU..!! IBU..!! IBU..!!, kalau memang
tidak ada respon baru hampiri dan respon nyeri dengan cara menekan dadanya, jika
tetap tidak respon baru kelangkah selanjutnya.
A
: Airway ( jalan Nafas ) , artinya periksa jalan nafas, Penyebab utama terhambatnya saluran pernapasan pada orang yang hilang
kesadaran adalah tertutupnya trakea akibat lidah yang terjatuh di rongga mulut.
Pada kasus-kasus tertentu, korban membutuhkan bantuan pernapasan. Saluran
pernapasan harus dibuka terlebih dahulu sebelum diberikan bantuan pernapasan.
Ada dua tindakan yang dapat dilakukan untuk membuka saluran pernapasan, yakni
head tilt / Chin lift.
Head
tilt / Chin lift
Teknik
ini hanya bisa dipakai pada penderita yang tidak mengalami cedera leher,
kepala, dan tulang belakang. Berikut tahapan melakukan teknik ini:
- Letakkan tangan
di dahi korban, sebaiknya gunakan tangan yang paling dekat dengan dahi.
- Tengadahkan
kepala korban secara perlahan dengan mendorong dahi ke arah belakang.
- Letakkan ujung
jari tangan yang satunya pada tulang dagu korban. Bila masih anak-anak,
letakkan jari telunjuk saja di bawah dagu.
- Angkat dagu
bersamaan dengan menengadahkan kepala. Usahakan jangan sampai mulut pasien
tertutup. Bila pasien masih anak-anak sebaiknya jangan terlalu
menengadahkan kepala.
- Pertahankan
posisi ini.
B
: Breathing ( Nafas ), Pengertian
Bernapas adalah tindakan spontan yang dilakukan untuk menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Kegiatan ini merupakan salah satu dari prosedur resusitasi jantung paru (RJP).
Untuk memastikan normal tau tidaknya seseorang bernafas dapat diketahui dari berapa kali orang tersebut bernapas dalam satu menit. Normalnya, pada orang dewasa setiap menit melakukan pernapasan sebanyak 12 sampai 20 kali. Pada anak- anak umumnya 20 sampai 30 kali tiap menit. Sementara pada bayi 30 sampai 40 kali per menit. Pernapasan dilakukan sampai dada mengembang.
Bernapas adalah tindakan spontan yang dilakukan untuk menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Kegiatan ini merupakan salah satu dari prosedur resusitasi jantung paru (RJP).
Untuk memastikan normal tau tidaknya seseorang bernafas dapat diketahui dari berapa kali orang tersebut bernapas dalam satu menit. Normalnya, pada orang dewasa setiap menit melakukan pernapasan sebanyak 12 sampai 20 kali. Pada anak- anak umumnya 20 sampai 30 kali tiap menit. Sementara pada bayi 30 sampai 40 kali per menit. Pernapasan dilakukan sampai dada mengembang.
Pernapasan
dikatakan tidak normal bilaterjadi kondisi seperti:
- Sesak napas,
terjadi peningkatan jumlah pernapasan dalam satu menit
- Cuping hidung
ikut mengembang saat bernapas
- Penggunaan
otot-otot bantu pernapasan (otot sela iga, otot leher, otot perut)
- Bibir dan
ujung-ujung jari tangan berwarna kebiruan
- Tidak ada suara
napas
- Tidak ada gerakan
dada
- Tidak terasa
adanya hembusan napas
- Pasien tidak
sadar dan tidak bernapas
Jika
terjadi gangguan pada pernapasan sebaiknya lakukan tindakan-tindakan berikut
ini:
- Periksa
pernapasan dengan cara memperhatikan dada pasien. Dekatkan pipi dan
telinga Anda ke hidung dan mulut pasien dengan mata mengarah ke dada
pasien. Lakukan selama 10 detik.
- Jika pasien masih
bernapas tapi pingsan maka arahkan tubuh pasien miring ke kiri (posisi
mantap) dan pastikan jalan napas tetap terbuka. Segera minta bantuan ahli
medis dan lakukan pengecekan tiap 2 menit apakah pasien masih bernapas
atau tidak.
- Bila pasien
mengalami kesulitan bernapas atau bahkan tidak bernapas, lakukan tindakan
ini:
- Segera hubungi ahli
medis untuk meminta bantuan jika anda tidak mempunya keahlian dalam
menolong.
- Buka jalan napas
dengan menengadahkan kepala pasien dan menopang dagu pasien.
- Cek ada tidaknya sumbatan
dalam mulut pasien. Jika terdapat sumbatan maka bersihkan dengan dua jari
yang sudah dibalut dengan kain. Usap dari bibir sapu ke dalam dan ke arah
luar.
- Berikan napas
buatan pada pasien. Caranya, tariklah napas seperti biasa kemudian
tempelkan bibir Anda ke bibir pasien dengan perantara alat pelindung diri
(face mask, face shield); hembuskan perlahan sambil jari tangan menutup
hidung pasien dan mata mengarah ke dada pasien untuk mengetahui berhasil
atau tidaknya pernapasan buatan yang Anda lakukan. Bila berhasil maka dada
pasien akan naik.
- Beri napas buatan
sebanyak 2 kali kemudian periksa denyut nadi pasien dengan cara meraba
daerah leher dengan jeri telunjuk atau jari tengah seperti yang terlihat
pada gambar. Jika tidak terasa adanya denyut maka langsung lakukan
tindakan CPR
- Jika masih terasa
adanya denyut nadi maka lakukan napas buatan dengan frekuensi 12 kali per
menit setiap 5 detik hingga pasien sadar dan kembali bernapas; pastikan
ada tidaknya denyut nadi pasien tiap 2 menit.
C
: Circulation, Jantung
merupakan salah satu organ tubuh manusia yang berfungsi memompa darah ke
seluruh tubuh. Pada saat jantung berhenti berdenyut dan berhenti memompakan
darah ke seluruh tubuh, organ-organ tubuh akan kekurangan oksigen. Padahal
oksigen merupakan energi utama dari sel-sel otak. Hal inilah yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan otak. Sel otak akan mulai mengalami
kerusakan bila tak ada aliran oksigen dalam waktu 4 – 6 menit. Bahkan dalam
waktu 8 -10 menit tanpa oksigen bisa mengkibatkan sel otak rusak permanen.
Tindakan
resusitasi jantung paru diharapkan dapat membantu mengalirkan darah ke seluruh
tubuh walaupun tidak seoptimal kerja jantung. Untuk membantu sirkulasi dapat
dilakukan kompresi jantung atau kompresi dada.
Tanda-tanda
henti jantung
Pasien yang diduga mengalami henti jantung harus diperiksa dahulu sebelum dilakukan kompresi jantung. Biasanya dapat dipastikan pasien yang mengalami henti jantung akan kehilangan kesadaran. Bila hal itu terjadi segera pastikan ada tidaknya usaha bernapas. Lalu periksa denyut jantung dengan meraba denyut arteri karotis yang terdapat pada daerah leher. Bila selama 10 menit tak ada denyut sama sekali maka segera lakukan kompresi dada.
Pasien yang diduga mengalami henti jantung harus diperiksa dahulu sebelum dilakukan kompresi jantung. Biasanya dapat dipastikan pasien yang mengalami henti jantung akan kehilangan kesadaran. Bila hal itu terjadi segera pastikan ada tidaknya usaha bernapas. Lalu periksa denyut jantung dengan meraba denyut arteri karotis yang terdapat pada daerah leher. Bila selama 10 menit tak ada denyut sama sekali maka segera lakukan kompresi dada.
- Baringkan pasien
di tempat yang datar dan keras.
- Lepaskan baju
pasien untuk membebaskan dadanya.
- Pastikan jalan
napas bebas dari hambatan.
- Letakkan punggung
telapak tangan kanan tepat di tengah-tengah tulang dada diantara kedua
puting susu.
- Letakkan satu
tangan lainnya di atas tangan kanan atau tangan yang dominan,
- Pastikan kedua
tangan dapat saling terkait dengan stabil.
- Luruskan lengan
hingga bahu barada di atas kedua telapak tangan.
- Tekan dada pasien
sampai kedalaman 4 -5 cm.
- Lakukan 30 kali
kompersi lalu selingi dengan 2 kali napas buatan. Ini merupakan satu
siklus.
- Kembali periksa
ada tidaknya denyut jantung setelah lima siklus. Ulangi kembali siklus
bila belum ada denyut.
Terus sampai kapan melakukan RJP...?
yang pertama sampai ada tanda-tanda kehidupan, yang kedua sampai ada bantuan
dari medis datang, yang ketiga sampai kita benar-benar kelelahan. Ingat..!!!
hentikan pendarahan terlebih dahulu jika ada pendarahan besar sebelum kelangkah
ABC.
Nah itu sedikit cara menolong korban
akibat kecelakaan, mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk kita semua, masih banyak
cara penanganan secara khusus, mungkin kita sedikit lebih tau apa itu ERT dan
PENTINGNYA ERT, coba bayangkan kalau diperusahaan tidak ada team ERT, mungkin
saat menolong hanya asal-asalan dan bisa mengakibatkan fatal. Semua tidak semudah
yang kita bayangkan saat menolong, biarpun dengan alat seadanya yang paling
penting adalah benar saat penanganan.
terima kasih atas ilmunya,sangat bermanfaat untuk saya pelajari dan dapat menambah wawasan saya.dan semoga bermanfaat..
BalasHapus