Senin, 25 Mei 2015

APA ITU ERT DAN APA PENTINGNYA ERT



Apa itu ERT...? sering menjadi pertanyaan disetiap kalangan khususnya dikalangan perusahaan, sebagian orang awam memang tidak mengetahui apa itu ERT, sebenarnya kalau mau mencari tau manfaat dan tujuan ERT itu sangat berguna disemua kalangan, baik di perusahaan ataupun masyarakat, itu juga bisa menjadi kebanggaan tersendiri bisa menolong orang yang sedang membutuhkan pertolongan, terlebih jika pekerjaan itu mempunyai resiko kecelakaan tingkat tinggi, meskipun kita tidak menginginkanya, tapi tidak menutup kemungkinan yang di anggap aman justru membuat celaka. Pasti kita tau definisi dari kecelakaan...? Suatu kejadian yang tidak di inginkan dan bisa terjadi dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja yang mengakibatkan kerugian...
Nah kalau sudah terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, baik dikalangan perusahaan maupun dimasyarakat, terus ada korban yang harus ditolong, kepada siapa mengadu,,,?...eh maksudnya kepada siapa minta tolong...? Misalkan jauh dari rumah sakit dan minimnya dokter prakter, mau tidak mau kita harus menolong, tapi apa kita yakin bisa menolong...???

Mari sama-sama menyimak APA ITU ERT dan PENTINGNYA ERT secara umum.
ERT yaitu Emergency Response Team, suatu team tanggap darurat yang siap dibutuhkan dalam waktu 24jam, kalau di lihat dari sisi jam, yang harus siap 24jam kelihatanya berat, memang kenyataanya berat, maka dari itu ERT diperlukan orang-orang yang terpilih seleksi baik dari sisi jiwa penolongnya atau dari sisi fisiknya, setelah lulus baru dibekali ilmu atau cara menolong korban kecelakaan dan banyak jenis-jenis kecelakaan, beberapa contohnya Confined Space, Motorcycle Accidents, Tenggelam dll. Tidak sembarangan atau asal-asalan saat menolong korban kecelakaan, karena fatal akibatnya ketika salah dalam penanganan.

  1. Mungkin kita sering mendengar bahkan tau, banyaknya korban kecelakaan meninggal saat diperjalanan menuju klinik atau rumah sakit, nah apa penyebabnya...? yang pertama jauhnya jarak menuju kerumah sakit, karena jika korban mengalami pendarahan hebat dan tidak segera tertolong kemungkinan kecil bisa tertolong karena kekurangan darah, yang kedua adalah penanganan yang salah, kita tidak tau apakah korban mengalami patah tulang leher atau patah tulang belakang, jika korban mengalami patah tulang leher atau patah tulang belakang dan salah penanganan saat menolong itu bisa fatal akibatnya, karena itu harus ada alat khusus untuk mengurangi pergerakan dan mengurangi keparahan. Mungkin kita tau tingkat kecelakaan di tambang itu sangat tinggi, maka dari itu disetiap perusahaan harus mempunyai team ERT untuk siaga bila terjadi sesuatu hal-hal yang tidak di inginkan. Kalau dihati anda mempunyai jiwa penolong, salurkan bakat anda dan pelajari cara menolong dengan benar, mungkin anda bisa bertanya kepada orang yang tau. Cara yang paling simple adalah DRABC, apa itu DRABC..? DRABC adalah tahapan awal yang harus kita lakukan saat menolong korban. Mari belajar bersama-sama.

D : Danger ( bahaya ) , ketika melihat korban jangan langsung menolong atau mendekati korban, kita harus tau penyebab dari kecelakaan itu, tersengat listrik, tertimpa benda, tabrakan atau apa..? kl sudah tau penyebabnya baru cari bahaya yang akan timbul, setelah tau bahayanya baru hilangkan bahaya itu, contohnya korban tersengat listrik, kita harus memastikan aliran listrik sudah diputus terlebih dahulu sebelum menolong agar aman saat menolong, terus korban tabrakan, kita harus pastikan kunci kontak dicabut dan tidak ada percikan api yang membahayakan penolong. Intinya ketika saat menolong harus benar-benar aman dari bahaya.

R : Response ( Respon ) , kalau sudah pastikan bahaya itu aman, langkah selanjutnya adalah respon, bisa respon jauh dalam artian memanggil namanya kalau tau namanya, kalau tidak tau namanya cukup meneriak’kan PAK..!! PAK..!! PAK..!! atau IBU..!! IBU..!! IBU..!!, kalau memang tidak ada respon baru hampiri dan respon nyeri dengan cara menekan dadanya, jika tetap tidak respon baru kelangkah selanjutnya.

A : Airway ( jalan Nafas ) , artinya periksa jalan nafas, Penyebab utama terhambatnya saluran pernapasan pada orang yang hilang kesadaran adalah tertutupnya trakea akibat lidah yang terjatuh di rongga mulut. Pada kasus-kasus tertentu, korban membutuhkan bantuan pernapasan. Saluran pernapasan harus dibuka terlebih dahulu sebelum diberikan bantuan pernapasan. Ada dua tindakan yang dapat dilakukan untuk membuka saluran pernapasan, yakni head tilt / Chin lift.
Head tilt / Chin lift
Teknik ini hanya bisa dipakai pada penderita yang tidak mengalami cedera leher, kepala, dan tulang belakang. Berikut tahapan melakukan teknik ini:
  1. Letakkan tangan di dahi korban, sebaiknya gunakan tangan yang paling dekat dengan dahi.
  2. Tengadahkan kepala korban secara perlahan dengan mendorong dahi ke arah belakang.
  3. Letakkan ujung jari tangan yang satunya pada tulang dagu korban. Bila masih anak-anak, letakkan jari telunjuk saja di bawah dagu.
  4. Angkat dagu bersamaan dengan menengadahkan kepala. Usahakan jangan sampai mulut pasien tertutup. Bila pasien masih anak-anak sebaiknya jangan terlalu menengadahkan kepala.
  5. Pertahankan posisi ini.
B : Breathing ( Nafas ), Pengertian
Bernapas adalah tindakan spontan yang dilakukan untuk menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Kegiatan ini merupakan salah satu dari prosedur resusitasi jantung paru (RJP).
Untuk memastikan normal tau tidaknya seseorang bernafas dapat diketahui dari berapa kali orang tersebut bernapas dalam satu menit. Normalnya, pada orang dewasa setiap menit melakukan pernapasan sebanyak 12 sampai 20 kali. Pada anak- anak umumnya 20 sampai 30 kali tiap menit. Sementara pada bayi 30 sampai 40 kali per menit. Pernapasan dilakukan sampai dada mengembang.
Pernapasan dikatakan tidak normal bilaterjadi kondisi seperti:
  1. Sesak napas, terjadi peningkatan jumlah pernapasan dalam satu menit
  2. Cuping hidung ikut mengembang saat bernapas
  3. Penggunaan otot-otot bantu pernapasan (otot sela iga, otot leher, otot perut)
  4. Bibir dan ujung-ujung jari tangan berwarna kebiruan
  5. Tidak ada suara napas
  6. Tidak ada gerakan dada
  7. Tidak terasa adanya hembusan napas
  8. Pasien tidak sadar dan tidak bernapas
Jika terjadi gangguan pada pernapasan sebaiknya lakukan tindakan-tindakan berikut ini:

  1. Periksa pernapasan dengan cara memperhatikan dada pasien. Dekatkan pipi dan telinga Anda ke hidung dan mulut pasien dengan mata mengarah ke dada pasien. Lakukan selama 10 detik.
  2. Jika pasien masih bernapas tapi pingsan maka arahkan tubuh pasien miring ke kiri (posisi mantap) dan pastikan jalan napas tetap terbuka. Segera minta bantuan ahli medis dan lakukan pengecekan tiap 2 menit apakah pasien masih bernapas atau tidak.
  3. Bila pasien mengalami kesulitan bernapas atau bahkan tidak bernapas, lakukan tindakan ini:
  4. Segera hubungi ahli medis untuk meminta bantuan jika anda tidak mempunya keahlian dalam menolong.
  5. Buka jalan napas dengan menengadahkan kepala pasien dan menopang dagu pasien.
  6. Cek ada tidaknya sumbatan dalam mulut pasien. Jika terdapat sumbatan maka bersihkan dengan dua jari yang sudah dibalut dengan kain. Usap dari bibir sapu ke dalam dan ke arah luar.
  7. Berikan napas buatan pada pasien. Caranya, tariklah napas seperti biasa kemudian tempelkan bibir Anda ke bibir pasien dengan perantara alat pelindung diri (face mask, face shield); hembuskan perlahan sambil jari tangan menutup hidung pasien dan mata mengarah ke dada pasien untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pernapasan buatan yang Anda lakukan. Bila berhasil maka dada pasien akan naik.
  8. Beri napas buatan sebanyak 2 kali kemudian periksa denyut nadi pasien dengan cara meraba daerah leher dengan jeri telunjuk atau jari tengah seperti yang terlihat pada gambar. Jika tidak terasa adanya denyut maka langsung lakukan tindakan CPR
  9. Jika masih terasa adanya denyut nadi maka lakukan napas buatan dengan frekuensi 12 kali per menit setiap 5 detik hingga pasien sadar dan kembali bernapas; pastikan ada tidaknya denyut nadi pasien tiap 2 menit.
 
C : Circulation,  Jantung merupakan salah satu organ tubuh manusia yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Pada saat jantung berhenti berdenyut dan berhenti memompakan darah ke seluruh tubuh, organ-organ tubuh akan kekurangan oksigen. Padahal oksigen merupakan energi utama dari sel-sel otak. Hal inilah yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan otak. Sel otak akan mulai mengalami kerusakan bila tak ada aliran oksigen dalam waktu 4 – 6 menit. Bahkan dalam waktu 8 -10 menit tanpa oksigen bisa mengkibatkan sel otak rusak permanen.
Tindakan resusitasi jantung paru diharapkan dapat membantu mengalirkan darah ke seluruh tubuh walaupun tidak seoptimal kerja jantung. Untuk membantu sirkulasi dapat dilakukan kompresi jantung atau kompresi dada.
Tanda-tanda henti jantung
Pasien yang diduga mengalami henti jantung harus diperiksa dahulu sebelum dilakukan kompresi jantung. Biasanya dapat dipastikan pasien yang mengalami henti jantung akan kehilangan kesadaran. Bila hal itu terjadi segera pastikan ada tidaknya usaha bernapas. Lalu periksa denyut jantung dengan meraba denyut arteri karotis yang terdapat pada daerah leher. Bila selama 10 menit tak ada denyut sama sekali maka segera lakukan kompresi dada.
Langkah-langkah kompresi jantung :



  1. Baringkan pasien di tempat yang datar dan keras.
  2. Lepaskan baju pasien untuk membebaskan dadanya.
  3. Pastikan jalan napas bebas dari hambatan.
  4. Letakkan punggung telapak tangan kanan tepat di tengah-tengah tulang dada diantara kedua puting susu.
  5. Letakkan satu tangan lainnya di atas tangan kanan atau tangan yang dominan,
  6. Pastikan kedua tangan dapat saling terkait dengan stabil.
  7. Luruskan lengan hingga bahu barada di atas kedua telapak tangan.
  8. Tekan dada pasien sampai kedalaman 4 -5 cm.
  9. Lakukan 30 kali kompersi lalu selingi dengan 2 kali napas buatan. Ini merupakan satu siklus.
  10. Kembali periksa ada tidaknya denyut jantung setelah lima siklus. Ulangi kembali siklus bila belum ada denyut.
Terus sampai kapan melakukan RJP...? yang pertama sampai ada tanda-tanda kehidupan, yang kedua sampai ada bantuan dari medis datang, yang ketiga sampai kita benar-benar kelelahan. Ingat..!!! hentikan pendarahan terlebih dahulu jika ada pendarahan besar sebelum kelangkah ABC.


Nah itu sedikit cara menolong korban akibat kecelakaan, mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk kita semua, masih banyak cara penanganan secara khusus, mungkin kita sedikit lebih tau apa itu ERT dan PENTINGNYA ERT, coba bayangkan kalau diperusahaan tidak ada team ERT, mungkin saat menolong hanya asal-asalan dan bisa mengakibatkan fatal. Semua tidak semudah yang kita bayangkan saat menolong, biarpun dengan alat seadanya yang paling penting adalah benar saat penanganan.

1 komentar:

  1. terima kasih atas ilmunya,sangat bermanfaat untuk saya pelajari dan dapat menambah wawasan saya.dan semoga bermanfaat..

    BalasHapus